Penanda dan petanda

 


1. Semiotik

BAB II KAJIAN TEORI

Dalam kehidupan sehari-hari manusia tidak dapat lepas dari tanda, lambang, maupun simbol-simbol. Tanda, lambang, dan simbol-simbol tersebut dapat kita jumpai diberbagai upacara tradisional yang diselenggarakan oleh masyarakat Jawa. Agar dapat memahami hal tersebut maka harus mengetahui ilmu yang mendukungnya. Adapun ilmu yang mempelajari tentang tanda, lambang, dan simbol-simbol adalah semiotik. Menurut Luxemburg (1992: 44) Semiotik adalah ilmu yang secara sistematik mempelajari tanda-tanda dan lambang-lambang, sistem lambang, dan proses perlambangan. Semiotik oleh Ferdinand de Saussure (Piliang, 2003: 47-49) diartikan sebagai ilmu yang mempelajari peran tanda (sign) sebagai bagian dari kehidupan sosial. Lebih lanjut semiotik adalah ilmu yang mempelajari struktur, jenis, tipologi, serta relasi-relasi tanda dalam penggunannya di dalam masyarakat. Oleh sebab itu, semiotik mempelajari relasi diantara komponen-komponen tersebut dengan masyarakat penggunanya.

Secara lebih sederhana, Zoest (1996: 5) mendefinisikan semiotik sebagai studi tentang tanda dan segala yang berhubungan dengannya, hingga pengiriman dan penerimaannya oleh mereka yang mempergunakan tanda tersebut. Dalam peristiwa budaya seperti halnya upacara sajen peturon ditemui tanda yang dapat dipelajari melalui semiotik. Menurut Preminger (Pradopo, 2003: 94) tanda-tanda


itu mempunyai arti dan makna yang ditentukan oleh konvensinya. Upacara sajen peturon merupakan salah satu fenomena budaya yang di dalamnya terdapat tanda yang memiliki pesan-pesan yang luhur. Berdasarkan definisi di atas dapat disimpulkan pengertian semiotik adalah ilmu yang mempelajari tanda-tanda dan lambang-lambang, sistem perlambangan dan proses perlambangan yang memiliki arti dan makna yang ditentukan oleh konvensinya.

2. Makna Simbolik

Masyarakat Jawa dalam melaksanakan upacara selalu menggunakan simbol berupa ubarampe atau sesaji. Sesaji tersebut ada yang berupa makanan dan non makanan. Baik sesaji makanan maupun non makanan tentunya memiliki makna simbolik yang berbeda bergantung jenis upacara tradisional. Simbol berasal dari bahasa Yunani, yaitu symbolos yang berarti tanda atau ciri yang memberitahukan hal kepada seseorang (Heru Satoto, 1991: 10). Menurut Spardley (1997: 121) simbol adalah objek atau peristiwa apapun yang menunjuk pada sesuatu. Semua simbol melibatkan tiga unsur, yaitu simbol itu sendiri, satu rujukan atau lebih, hubungan antara simbol dengan rujukan. Ketiga hal tersebut merupakan konsep bagi semua makna simboli

Komentar

Postingan populer dari blog ini

SEMIOTIKA KETAKSADARAN PADA KARYA LUKIS PENYANDANG SKIZOFRENIA RESIDUAL

Kajian selain semiotika